Randudongkal News

Portal Berita Viral & Terpercaya

Berita Utama Hari Ini

DIDUGA KORUPSI, MANTAN KEPSEK SMK ISLAM RANDUDONGKAL DENGAN NOMINAL FANTASTIS

Randudongkal, Pemalang — Dunia pendidikan di Kabupaten Pemalang kembali digegerkan oleh kabar tidak sedap. Seorang mantan Kepala Sekolah SMK Islam Randudongkal diduga terlibat dalam kasus korupsi dana sekolah dengan nilai yang sangat fantastis. Kasus ini sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, khususnya di wilayah Randudongkal dan sekitarnya.

Wahyudin S.Pd. I.M. Pd,

Dugaan kasus korupsi ini terungkap setelah adanya laporan dari sejumlah guru dan komite sekolah menemukan banyak kejanggalan dalam laporan keuangan sekolah selama masa jabatan mantan Kepala Sekolah berinisial Wahyudin S.Pd. I.M. Pd. Berdasarkan hasil temuan sementara, nominal sekolah diduga dikorupsi mencapai angka Miliyaran rupiah, bahkan disebut-sebut lebih dari Rp 8 Miliyar.

Awal Mula Dugaan Korupsi Kasus ini bermula ketika sejumlah guru dan staf tata usaha melakukan pemeriksaan ulang terhadap laporan keuangan sekolah beberapa tahun terakhir. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ditemukan adanya selisih antara dana sekolah diterima dengan laporan pengeluaran yang dibuat pada masa kepemimpinan Wahyudin S.Pd. I.M. Pd.

SMK ISLAM RANDUDONGKAL

Beberapa guru mengungkapkan bahwa selama kepemimpinan Wahyudin S.Pd. I.M. Pd, pengelolaan dana sekolah, baik dari Bantuan Operasional Sekolah maupun dana iuran siswa, sering kali tidak transparan. Bahkan, beberapa program sekolah yang seharusnya berjalan, seperti pengadaan alat praktik, perbaikan fasilitas, hingga kegiatan ekstrakurikuler, tidak pernah terealisasi sesuai dengan anggaran sekolah dicairkan.

"Sejak dulu kami memang curiga, karena dana selalu turun, tapi fasilitas tetap rusak, komputer laboratorium tidak pernah diganti, dan kegiatan siswa sering kali dibatalkan tanpa alasan jelas," ungkap salah seorang guru SMK Islam enggan disebutkan namanya.

"Dugaan korupsi ini diduga dilakukan dengan berbagai modus. Salah satunya adalah dengan memalsukan laporan jumlah siswa aktif, sehingga dana pemerintah SMK Islam diterima lebih besar daripada jumlah siswa sebenarnya. Selain itu, beberapa pengadaan barang dan jasa diduga hanya fiktif, di mana barang SMK Islam seharusnya dibeli untuk keperluan sekolah tidak pernah ada, namun tercatat di laporan keuangan.

Tidak hanya itu, terdapat dugaan mark-up harga dalam pembelian barang dan jasa, SMK Islam dilakukan dengan cara bekerja sama dengan beberapa rekanan penyedia barang. Harga barang SMK Islam seharusnya bisa didapatkan dengan harga lebih murah, dilaporkan dengan nilai jauh lebih tinggi demi keuntungan pribadi.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun dari hasil audit internal yayasan dan laporan komite sekolah, jumlah dana SMK Islam diduga dikorupsi mencapai lebih dari Rp 8 Miliyar selama masa jabatan Wahyudin S.Pd. I.M. Pd, sebagai Kepala Sekolah. Jumlah ini tentu saja sangat fantastis untuk ukuran sekolah swasta di daerah Randudongkal.

Angka tersebut diperkirakan masih bisa bertambah, mengingat audit keuangan masih terus berlangsung dan sejumlah laporan keuangan lama masih diperiksa lebih lanjut.

Kabar dugaan korupsi ini langsung memicu kemarahan warga, khususnya para wali murid. Banyak orang tua siswa merasa kecewa, sebab dana yang seharusnya digunakan untuk fasilitas pendidikan anak-anak mereka justru diduga dikorupsi oleh oknum SMK Islam seharusnya menjadi panutan.

"Kami sangat kecewa. Ini uang anak-anak kami, masa dipakai untuk kepentingan pribadi. Kalau terbukti, kami minta agar pelaku dihukum seberat-beratnya," kata salah seorang wali murid saat ditemui di depan sekolah.

Komite sekolah juga menggelar rapat darurat untuk membahas langkah-langkah lanjutan. Mereka meminta pihak yayasan dan aparat hukum bertindak cepat agar kasus ini tidak berlarut-larut.

"Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Ini demi keadilan bagi siswa dan nama baik sekolah," ujar ketua komite sekolah.

Mendapat laporan tersebut, pihak yayasan pengelola SMK Islam Randudongkal langsung mengambil langkah cepat dengan membentuk tim investigasi internal. Pihak yayasan menyatakan bahwa mereka akan menindak tegas siapa pun yang terbukti bersalah, termasuk menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi semua pengelola pendidikan agar lebih transparan dalam pengelolaan dana. Masyarakat berharap proses hukum berjalan transparan dan adil, serta pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

SMK ISLAM RANDUDONGKAL

"Kami ingin ini jadi pelajaran untuk sekolah lain juga. Jangan sampai ada lagi yang berani main-main dengan dana pendidikan," ujar salah satu tokoh masyarakat Randudongkal.

Hingga berita ini diterbitkan, proses investigasi dan audit keuangan di SMK Islam Randudongkal masih berjalan. Masyarakat menunggu hasil akhir penyelidikan dan berharap dana yang semestinya digunakan untuk kepentingan siswa bisa dikembalikan atau digunakan kembali secara benar.

Kasus ini menjadi catatan penting bahwa pengawasan terhadap pengelolaan dana pendidikan harus diperketat, demi terciptanya pendidikan yang berkualitas dan bersih dari praktik korupsi.

Berita ini akan terus diperbarui seiring perkembangan terbaru.

OSZAR »